Cara Membuat Undangan Pernikahan

Cara membuat kartu undangan pernikahan. disi gue menyediakn berbagia contoh undangan, bagi yang berminat silahkan Download sendiri ya,, dijamin gratis

Peluncuran Office Terbaru

Segera dirilise Office terbaru,bagi teman-teman yang udah pada gak sabar,maka bersabarlah, Hehehe

Konser amal

Konser amal yang dilakukan oleh musisi berkewarganegaraan inggris ini dilaksanakan untuk bertujuan membantu pantiasuhan yang ada di kota Manchester.

EDO keluaran terbaru

Waw...itulah kalimat pertama setelah saya melihat mobil terbaru EDO yang telah dipamerkan di Belanda seminggu yang lalu, bagi yang tertarik untuk mendapatkan info lebih lanjut, klik aja ni,,,

Senin, 22 Oktober 2012

Cara Membuat Undangan Pernikahan

Kali ini Gue mencoba membuat link download berupa beberapa contoh undangan yang sering dibikin untuk acara-acara tertentu, misalnya tahlil, aqiqah, walimatul ursy, dan sebagainya. Bagi yang membutuhkannya, silahkan download pada link-link yang telah disediakan, kali ini saya coba lewat 4shared. Terserah anda, gimana enaknya. Jangan lupa ganti nama, alamat, waktu, tempat, sohibul bait dan lain-lain sesuai kebutuhan. Oke Mamen....By Rudi Hartono S.Pd
  1. Kartu Ulangan Siswa
  2. Berkat Aqiqah 2 kotak
  3. Cetak Uk. Amplop
  4. Undangan Puputan
  5. Undangan Syukuran Nikah
  6. Berkat kelahiran Bayi 2 kotak
  7. Berkat kelahiran Bayi 4 kotak
  8. Berkat kelahiran Bayi 10 kotak
  9. Berkat kelahiran Bayi lagi 4 kotak
  10. Berkat syukuran nikah 2 kotak
  11. Cetak Uk. Amplop lagi
  12. Contoh label produk
  13. Mitono Mini
  14. Syukuran Aqiqah
  15. Syukuran nikah
  16. Undangan Tahlil
  17. Tahlil (2)
  18. Tahlil Again
  19. Uk. cetak amplop biasa
  20. Undangan Khitanan
  21. Walimatul Ursy
  22. Berkat Bayi 4 kotak
  23. Berkat tahlil 2 kotak
  24. Berkat Ultah 2 kotak
  25. Berkat syukuran nikah 2 kotak
  26. Kotak ucapan hamil
  27. Kotak ucapan ultah
  28. Kotak Ultah
  29. Berkat Ultah 6 kotak

Selasa, 16 Oktober 2012

Pengertian Geografi


Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo ("Bumi") dan graphein ("menulis", atau "menjelaskan").
Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subjek ini, yang terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios (abad kedua).
Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.
  • Erastothenes (abad ke-1)
Geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi.
Geografi adalah interaksi antar ruang.
Geografi erat kaitannya dengan faktor lokasi, karakterisitik tertentu dan hubungan antar wilayah secara keseluruhan. Pendapat ini kemuadian disebut konsep Natural Atrribut of Place.
  • Prof. Bintarto (1981)
Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan.
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.

Senin, 15 Oktober 2012

5 Eksotisme Magis Masyarakat Suku Dayak


Keberadaan Suku Dayak merupakan salah satu bukti dari kemajemukan suku bangsa di Indonesia dan sebagian Malaysia yang mendiami Pulau Kalimantan. Suku Dayak memiliki banyak subsuku yang mendiami di berbagai wilayah di daratan dan sekitar perairan Pulau Kalimantan. Di Indonesia Suku Dayak dikenal dengan kebudayaan dan keragamaan seninya, keindahan tenunan, ukiran serta kerajinan tangan lainnya. Namun dalam kesehariannya mereka tidak terlepas dari keluhuran nilai dan filosofi yang telah dipegang teguh sejak zaman nenek moyang mereka, sesuatu yang memiliki nilai magis dan pedoman hidup.  Kali ini uniknya.com merangkum keindahan budi dan karsa masyarakat Suku Dayak dari sisi keindahan nilai mistis dalam keseharian mereka.
 1. Tato (Parung atau Betik)
Secara relijius tato bagi masyarakat Suku Dayak pada umumnya, merupakan sebuah ‘obor’ yang akan menerangi perjalanan hidup seseorang menuju alam keabadian, setelah kematian. Sehingga tidak herang mereka memiliki pemahaman, semakin banyak memiliki tato makan jalan kehidupan mereka semakin terang dan jalan menuju ke alam keabadian semakin lapang. Namun tidak semua Suku Dayak memiliki konsepsi yang sama, bahkan ada dari subsuku Dayak yang tidak memiliki tradisi tato, seperti masyarakat Dayak Meratus di Kalimantan Selatan dan Suku Maanyan di Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Barito Timur .
Bagi suku Dayak yang bermukim perbatasan Kalimantan dan Serawak Malaysia, misalnya, Tato di sekitar jari tangan menunjukkan orang tersebut suku yang suka menolong seperti ahli pengobatan. Semakin banyak Tato di tangannya, menunjukkan orang itu semakin banyak menolong dan semakin ahli dalam pengobatan.  Dan bagi masyarakat Dayak Kenyah dan Dayak Kayan di Kalimantan Timur, banyaknya Tato menggambarkan orang tersebut sudah sering mengembara. Karena ada kebiasaan  setiap perkampungan Dayak yang mentradisikan Tato memiliki jenis motif Tato tersendiri bahkan memiliki penempatan Tato tersendiri di bagian tubuh mereka yang merupakan ciri khas suku mereka. Sehingga bagi mereka banyaknya Tattoo menandakan pemiliknya sudah mengunjungi banyak kampung.
Ada pula tato yang menandakan status sosial kebangsawanan di dalam masyarakat Suku Dayak. Seperti di dalam tatanan sosial masyarakat Dayak Kenyah, mereka memiliki tato bermotifkan burung enggang (anggang), unggas khas Kalimantan yang dianggap sebagai raja dari segala burung. Burung tersebut melambangkan kegagahan, keperkasaan, kharisma dan kejayaan. Sehingga tato burung enggang hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja. Sementara bagi Suku Dayak Iban bagi kepala suku dan keturunannya mereka memiliki tato yang bermotifkan ‘dunia atas’ atau sesuatu yang hidup di atas.
Baik tato bagi kaum pria dan wanita di dalam tatanan masyarakat Suku Dayak memiliki perbedaan dari nilai dan fungsinya. Tato pada kaum wanita diberikan sebagai penghargaan atas prestasi dan bakat mereka yang mencolok, seperti dalam menenun, menari dan menyanyi. Tenunan bagi masyarakat Suku Dayak memiliki nilai reliji yang sangat luhur, dan membutuhkan keahlian tertentu. Dalam kepercayaan ritual, tenunan menghubungkan mereka dengan roh-roh penolong sebelum mereka merancang tenunannya.Hal ini menginspirasikan jiwa yang lain untuk membuat tenunan baru. Pekerjaan tekstil,secara sosial dan ritual ‘dihargai’ dengan dibuatnya tato pada tangan wanita.oleh sebab itu corak dan gambar tatto pada wanita dayak diberikan berbeda beda sesuai dengan keahliannya.
2. Ngayau (Mengayau)
Mengayau, Ngayau, merupakan sebuah ritual yang dilakukan dalam peristiwa peperangan, sebuah tradisi yang mengharuskan para petarung mereka memenggal kepala musuh. Tradisi ini dimiliki oleh Suku Dayak Iban,  Kalimantan Barat. Tradisi ini merupakan cara untuk menunjukan keberanian kaum pria, melindungi masyarakat, dan memperluas wilayah mereka.
Dalam kajian kebudayaan, mengayau, dikenal sebagai sebuah upacara adat suku Dayak di pulau Kalimantan (Borneo) (Yekti Maunati, 2006).  Mengayau memiliki banyak tujuan seperti menunjukkan keberanian, mempertahankan dan memperluas wilayah, melindungi warga suku, persembahan kepada dewa, dan salah satu cara untuk bertahan hidup. Sementara itu, menurut JU Lontaan (1975:533-535), mengayau memiliki beberapa tujuan, yaitu melindungi pertanian, untuk mendapatkan daya rohaniah, balas dendam, dan daya tahan berdirinya suatu bangunan.
Aktifitas ‘berburu kepala’ dilakukan secara berkelompok oleh lelaki Suku Dayak Iban, dan mereka yang berhasil dianggap sebagai pahlawan perang dan mendapat gelar ‘Bujang Berani’.  Di masa lampau, leluhur Suku Iban menggunakan tradisi mengayau/kayau ini juga untuk mempersembahkan sebuah pengorbanan bagi dewa-dewa mereka.  Sebenarnya bagi suku Dayak Iban, ngayau  merupakan upacara adat yang dilakukan secara khusus dan tidak sembarang orang dapat mengayau karena terdapat aturan yang harus ditaati. Pengayauan  sesungguhnya adalah hukuman yang sangat berat bagi pemenang kayau, karena suatu ketika dirinya akan /dikayau/ oleh orang lain. Tradisi ini terus berlangsung lama hingga akhirnya mulai berkurang ketika agama Kristen masuk ke Kalimantan. Saat ini upacara adat mengayau hanya digelar untuk merayakan pesat adat. Adapun sebagai pengganti kepala manusia panitia menggunakan kepala babi (cetak.kompas.com)
3. Mitos Kek Catok, Kek tung
Masyarakat Dayak di Kalimantan Barat, memiliki legenda yang eksotis dalam budaya tuturnya, yakni sesosok mahluk mitologi yang mereka kenal dengan nama Kek Catok.  Sesosok mahluk yang mereka kenal sebagai harimau dahan, yang senantiasa mengeluarkan bunyi ‘kung kung kung’, sayup sayup nan menggetarkan hati. Mereka menganggap sosok Kek Catok  sebagai mahluk penjaga hutan, karena mampu mengendalikan kerakusan manusia yang ingin merusak dan mengambil kekayaan hutan seenaknya. Itu sebabnya, masyarakat Suku Dayak Simpakng senantiasa mengelola hutan secara lestari, mempertahankan tradisi berladang, dan menolak perkebunan monokultur yang merusak alam.
“Selain Kek Catok, kami juga menyebutnya togukng, macatn daan, serta remaong. Wujudnya benar-benar berupa satwa, tetapi memiliki nilai mistik melalui suaranya. Jika bersuara, isyarat akan terjadi sesuatu, pada umumnya ke arah yang buruk,” tutur Beleng, yang oleh Komunitas Dayak Simpakng di Kota Pontianak diberi kepercayaan sebagai tamongokng atau semacam kepala adat.
Berdasarkan cerita legenda sosok kek catok ini memiliki hubungan asmara dengan seorang manusia, dan diyakini hingga sekarang darahnya mengalir di beberapa anggota masyarakat Suku Dayak Simpakng. Adoria Nitty (47), petinggi adat Banua Simpakng, yang kesehariannya mendapat mandat sebagai tetua adat di Desa Banjur Karab, Kecamatan Simpang  Dua, menuturkan, siapa yang punya susur galur dengan togukng bisa memanggil dia melalui beberapa ritual.
Yakni membakar bulu ayam putih, dengan sesaji berupa daging, hati, dan darah ayam putih, ujung kaki, ujung paruh, dan ujung jengger, serba sedikit dalam kondisi matang dengan dipanggang. Sambil membakar bulu ayam, mantera dirapalkan.
Adapun sosok togukng memiliki keanehan di tubuhnya yakni guratan menyerupai gambar pedang, senapan lantak, parang, dan atribut masyarakat Dayak lainnya. Pada saat tertentu, bisa juga makhluk ini menyerupai kelempiau (ada yang menyebutnya sejenis kera ataupun macan) belang hitam-putih.  Togukng yang bisa menyerupai satwa kelempiau ini dibenarkan Adoria Nitty (47), petinggi adat Banua Simpakng, yang kesehariannya mendapat mandat sebagai tetua adat di Desa Banjur Karab, Kecamatan Simpang Dua. Sebagai hewan mistis setengah hantu, makhluk ini bisa berubah bentuk. Mulanya remaong, sejenis kucing hutan yang besar.
Menurut Nitty, togukng punya gaya terbang yang unik. Ia selalu hinggap dengan posisi melintangi batang pohon, bukan membujur seperti layaknya hewan hutan lainnya, seperti memeluk pohon dengan gaya melintang.
Sosok mahluk mitos ini tidak sesakti yang dipikirkan, karena ia pun memiliki kelengahan dan kesialan  yang mampu menimpanya. Beleng menilai, naas bisa saja menimpa togukng, yakni dalam bahasa lokal disebut ‘kempunan’. Kempunan berarti suatu malapetaka yang sewaktu-waktu bisa menimpa, tanpa bisa diprediksi. Biasanya kempunan terjadi jika kita tidak menyentuh makanan yang ditawarkan seseorang, sebelum kita bepergian. Makanya dalam tradisi masyarakat Dayak, jika saat hendak bepergian tiba-tiba ditawarkan makanan, haruslah diterima, minimal disentuh atau disebut pusak.
4. Mitologi Naga Air
Masyarakat Kutai Barat (Kubar), khususnya warga Mahakam Ulu, digemparkan kemunculan sepasang ular raksasa sebesar drum atau berdiameter sekitar 60 sentimeter, dengan panjang sekitar 40 meter. Ular raksasa itu terlihat meliuk di permukaan air di Riam Haloq, Kampung Long Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai.
Gambar tersebut diambil oleh anggota tim wilayah bencana banjir yang kemudian diterbitkan oleh Utusan Sarawak, sebuah koran lokal, pekan lalu. New Straits Times di Kuala Lumpur, juga memuat foto tersebut yang kemudian dirilis oleh The Telegraph, Inggris, pada 11 Februari 2009 lalu.
Munculnya binatang raksasa yang diyakini warga hulu Sungai Mahakam Kalimantan Timur sebagai naga ini dibenarkan oleh drs Toni Imang, Kabag Sosial, Kabupaten Kutai Barat. “Kebetulan yang disebut dalam berita itu adalah kampung halaman saya,” katanya menjawab Kompas saat dihubungi via ponselnya, Jumat (5/2/2010)
“Di masyarakat kami di pedalaman hulu Mahakam, binatang itu namanya lengian atau naga air. Sejak saya masih kecil, saya sudah mendengar cerita semacam itu. Secara fisik, saya belum pernah melihat binatang itu. Tetapi telapak naga yang ditinggalkan saat binatang seperti itu melintasi daratan, sawah, atau kolam saya pernah melihat,” katanya.
Menurut kepercayaan masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Mahakam, kemunculan naga ke permukaan sungai bagi Suku Dayak merupakan sebuah pertanda akan turun hujan deras yang disertai banjir dan memang kenyataannya pertanda itu terjadi. Tiga hari setelah kemunculan naga tersebut, daerah Sungai Mahakam diterjang banjir dan hujan deras selama tiga hari berturut-turut. Berdasarkan legenda yang hidup di masyarakat setempat yaitu di daerah Kalimantan dan sekitarnya, memang dipercayai adanya ular besar yang mirip naga dan bernama Nabau. Nabau ini memiliki panjang sekitar 80 meter dengan kepala yang menyerupai naga dengan tujuh lubang hidung. Namun belum pernah ada masyarakat yang melihat apakah ular-ular raksasa yang diduga naga itu menyemburkan api dari mulutnya seperti naga yang digambarkan di film-film.Percaya atau tidak percaya, legenda tentang naga ini tetap menjadi misteri dan akan terus menarik untuk diteliti, diselidiki dan dijadikan cerita yang terus berkembang.
5. Pusaka Supranatural
Setiap suku bangsa yang terdapat di berbagai wilayah Indonesia dan Malaysia, dipastikan memiliki kepercayaan terhadap benda-benda yang memiliki kekuatan supranatural dengan berbagai fungsi dan tujuan. Berikut pusaka supranatural yang dimiliki kekuatan magis dalam kehidupan masyarakat Suku Dayak:
  • Gerangiiq, diyakini memiliki kekuatan mistis walaupun bentuknya kecil sebesar jari kelingking, namun dibuat secara khusus mulai dari pembuatan hingga pemilihan bahan kayunya. Kekuatan mistis yang dimiliki oleh gerangiiq ini adalah mampu menangkal satu atau dua kekuatan ‘gelap’ jahat. Gerangiiq biasanya digunakan secara dikalungkan.
  • Serempelit, sebuah benda mistis yang berupa ikat pinggang. Serempelit ini berfungsi untuk melindungi seseorang ketika dalam situasi peperangan, perkelahian. Selain dipercaya memiliki kekuatan mistis, isi yang terdapat di dalamnya merupakan bahan-bahan yang dianggap memiliki nilai magis. Mengajiiq atau bekajiiq, adalah sebuah proses pembuatan serempelit yang dilakukan oleh seorang guru. Kebanyakan orang yang memakai serempelit dipinggangnya akan merasa tangguh dan lebih percaya diri.
  • Penyirapm, merupakan minyak yang diyakini memiliki kekuatan magis, biasa dibawa ataupun disimpan di dalam rumah. Minyak penyirapm memiliki daya magis yang mampu menyembunyikan wujud seseorang ataupun rumah, sehingga tidak terlihat oleh musuh atau siapapun.  Ciri seseorang yang menyimpan minyak peripapm adalah terdengarnya suara kodok bersahutan. Penyirapm berasal dari bahasa Dayak Benuaq yang artinya suasana malam gelap gulita, tanpa sinar bulan sekalipun.


demikianlah kebiasaan atau kebudayaan masyarakat dayak yang saya tahu,
kalua teman-teman ada yang tahu boleh shere ya, ya tambah wawasan buat admin,





KEBUDAYAAN TORAJA

Kebudayaan Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 600.000 jiwa. Mereka juga menetap di sebagian dataran Luwu dan Sulawesi Barat.

Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidenreng dan dari Luwu. Orang Sidenreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebutan To Riaja yang mengandung arti "Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan", sedang orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya adalah "orang yang berdiam di sebelah barat". Ada juga versi lain bahwa kata Toraya asal To = Tau (orang), Raya = dari kata Maraya (besar), artinya orang orang besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja, dan kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian dengan Tana Toraja.



Wilayah Tana Toraja juga digelar Tondok Lilina Lapongan Bulan Tana Matari allo arti harfiahnya adalah "Negeri yang bulat seperti bulan dan matahari". Wilayah ini dihuni oleh etnis Toraja.

Kebudayaan Suku Toraja

Asal masyarakat Tana Toraja.

Konon, leluhur orang Toraja adalah manusia yang berasal dari nirwana, mitos yang tetap melegenda turun temurun hingga kini secara lisan dikalangan masyarakat Toraja ini menceritakan bahwa nenek moyang masyarakat Toraja yang pertama menggunakan "tangga dari langit" untuk turun dari nirwana, yang kemudian berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua (Tuhan Yang Maha Kuasa).

Lain lagi versi dari DR. C. Cyrut seorang anthtropolog, dalam penelitiannya menuturkan bahwa masyarakat Tana Toraja merupakan hasil dari proses akulturasi antara penduduk local atau pribumi yang mendiami daratan Sulawesi Selatan dengan pendatang imigran dari Teluk Tongkin-Yunnan, daratan China Selatan. Proses pembauran antara kedua masyarakat tersebut, berawal dari berlabuhnya Imigran Indo China dengan jumlah yang cukup banyak di sekitar hulu sungai yang diperkirakan lokasinya di daerah Enrekang, kemudian para imigran ini, membangun pemukimannya di daerah tersebut.

Kebudayaan Suku Toraja

Sejarah Aluk

Konon manusia yang turun ke bumi, telah dibekali dengan aturan keagamaan yang disebut aluk. Aluk merupakan aturan keagamaan yang menjadi sumber dari budaya dan pandangan hidup leluhur suku Toraja yang mengandung nilai-nilai religius yang mengarahkan pola-pola tingkah laku hidup dan ritual suku Toraja untuk mengabdi kepada Puang Matua.


Cerita tentang perkembangan dan penyebaran Aluk terjadi dalam lima tahap, yakni:

Tipamulanna Aluk ditampa dao langi' yakni permulaan penciptaan Aluk diatas langit, Mendemme' di kapadanganna yakni Aluk diturunkan kebumi oleh Puang Buru Langi' dirura.

Kedua tahapan ini lebih merupakan mitos. Dalam penelitian pada hakekatnya aluk merupakan budaya/aturan hidup yang dibawa kaum imigran dari dataran Indo China pada sekitar 3000 tahun sampai 500 tahun sebelum masehi.

Kebudayaan Suku Toraja

Kambira – Kuburan Bayi

Seseorang bayi yang belum tumbuh gigi apabila meninggal dunia akan dikuburkan ke dalam sebatang pohon kayu yang hidup dari jenis pohon kayu Tarra. Kayu yang digunakan dilokasi ini telah berumur sekitar ± 300 tahun yang lalu. Proses pelaksanaan pekuburan sejenis ini mengenal tahap-tahap sebagai berikut: Bayi yang meninggal dibalut dengan kain putih yang pernah dipakai dalam posisi dalam keadaan dipangku.Kemudian keluarga memberi tanda pada pohon kayu yang hendak digunakan sebagai kuburan (matanda kayu).Membuat lubang dengan ketentuan tidak boleh berhadapan dengan rumah kediamannya.Mempersiapkan penutup kubur dari bahan pelepah enau. Membuat tana (pasak) karurung dari ijuk sesuai tingkatan strata sosialnya.12 tana karurung bagi tingkatan bangsawan. 8 tana karurung bagi tingkatan menengah. 6 tana karurung bagi tingkatan bawah. Makadende yaitu membuat tali ijuk sebelum jenasah dibawa ke kuburan, seekor babi jantan hitam dipotong atau disembelih di halaman rumah duka, kemudian dibawa ke kuburan dengan diusung. Setibanya di kuburan babi/daging tersebut dimasak dalam bambu/dipiong, tanpa diberi garam atau bumbu lainnya setelah semua itu siap mayat dibawah ke kuburan dengan syarat sebagai berikut: Dibawa dalam posisi dipangku. Pengantar mayat baik laki-laki maupun perempuan harus berselubung kain.


Dilarang berbicara, menoleh ke kiri atau ke kanan maupun ke belakang. Setibanya jenasah di pekuburan penjemput jenasah turun dari tangga lalu mengambil, mengangkat, dan memasukkan jenasah ke dalam lubang kayu dalam posisi berlutut menghadap keluar. Kemudian kubur itu ditutup dengan kulimbang di tanah dipasak sesuai dengan statusnya dan sesudah ini dilapisi dengan ijuk dan diikat dengan kadende (tali ijuk).Sepanjang kegiatan tersebut di atas, seluruh orang yang hadir dilarang berbicara, nanti setelah mataletek pa piong (membelah bambu berisi daging yang sudah masak) berarti orang sudah boleh berbicara dan orang yang berada diatas tangga sudah boleh turun.

Kebudayaan Suku Toraja

Makale, Ibu kota Tana Toraja.

Pada asal mulanya Makale berasal dari kata Makale menurut kata orang, penduduk yang hidup di Makale senantiasa bangun pada waktu matahari belum terbit (Makale) oleh karena leluhur mereka mempercayai bahwa orang yang bangun mendahului matahari terbit (Makale) selalu mendapat keberuntungan atau rezeki. Tetapi karena perubahan ucapan kata maka Makale. Makale adalah pusat pemerintahan dan juga terkenal sebagai kota tenang dan damai. Di tengah-tengah kota Makale terdapat sebuah kolam yang airnya jernih dan penuh berisi dengan bermacam jenis ikan. Kolamnya di sebut kolam Makale.

Bukit-bukit yang terjal dari kota dimahkotai oleh puncak menara gereja, sembari kaki lembah didominasi oleh bangunan pemerintah yang baru. Banyak di antaranya mengambil tipe bangunan rumah tradisional Toraja arsitektur yang penuh dengan ukiran dan atap yang melengkung. Kota merupakan daerah yang tepat menghubungkan dengan daerah Toraja barat, sekitar Londa, Suaya dan Sangalla. Pada saat pasar kota ini merupakan pusat aktivitas karena rakyat dari jauh datang dengan hasil produksinya berupa binatang, kerajinan tangan tikar, keranjang dan kerajinan buatan lokal.

Kebudayaan Suku Toraja

Nilai Tradisi Vs Prinsip Alkitab

Suku Toraja masih terikat oleh adat istiadat dan kepercayaan nenek moyang. Kepercayaan asli masyarakat Tana Toraja yang disebut Aluk Todolo, kesadaran bahwa manusia hidup di Bumi ini hanya untuk sementara, begitu kuat. Prinsipnya, selama tidak ada orang yang bisa menahan Matahari terbenam di ufuk barat, kematian pun tak mungkin bisa ditunda.

Sesuai mitos yang hidup di kalangan pemeluk kepercayaan Aluk Todolo, seseorang yang telah meninggal dunia pada akhirnya akan menuju ke suatu tempat yang disebut puyo; dunia arwah, tempat berkumpulnya semua roh. Letaknya di bagian selatan tempat tinggal manusia. Hanya saja tidak setiap arwah atau roh orang yang meninggal itu dengan sendirinya bisa langsung masuk ke puyo. Untuk sampai ke sana perlu didahului upacara penguburan sesuai status sosial semasa ia hidup. Jika tidak diupacarakan atau upacara yang dilangsungkan tidak sempurna sesuai aluk, yang bersangkutan tidak dapat mencapai puyo. Jiwanya akan tersesat.

"Agar jiwa orang yang ’bepergian’ itu tidak tersesat, tetapi sampai ke tujuan, upacara yang dilakukan harus sesuai aluk dan mengingat pamali. Ini yang disebut sangka’ atau darma, yakni mengikuti aturan yang sebenarnya. Kalau ada yang salah atau biasa dikatakan salah aluk (tomma’ liong-liong), jiwa orang yang ’bepergian’ itu akan tersendat menuju siruga (surga)," kata Tato’ Denna’, salah satu tokoh adat setempat, yang dalam stratifikasi penganut kepercayaan Aluk Todolo mendapat sebutan Ne’ Sando.

Selama orang yang meninggal dunia itu belum diupacarakan, ia akan menjadi arwah dalam wujud setengah dewa. Roh yang merupakan penjelmaan dari jiwa manusia yang telah meninggal dunia ini mereka sebut tomebali puang. Sambil menunggu korban persembahan untuknya dari keluarga dan kerabatnya lewat upacara pemakaman, arwah tadi dipercaya tetap akan memperhatikan dari dekat kehidupan keturunannya.

Oleh karena itu, upacara kematian menjadi penting dan semua aluk yang berkaitan dengan kematian sedapat mungkin harus dijalankan sesuai ketentuan. Sebelum menetapkan kapan dan di mana jenazah dimakamkan, pihak keluarga harus berkumpul semua, hewan korban pun harus disiapkan sesuai ketentuan. Pelaksanaannya pun harus dilangsungkan sebaik mungkin agar kegiatan tersebut dapat diterima sebagai upacara persembahan bagi tomebali puang mereka agar bisa mencapai puyo alias surga

Kebudayaan Suku Toraja

Bisa dimaklumi bila dalam setiap upacara kematian di Tana Toraja pihak keluarga dan kerabat almarhum berusaha untuk memberikan yang terbaik. Caranya adalah dengan membekali jiwa yang akan bepergian itu dengan pemotongan hewan-biasanya berupa kerbau dan babi sebanyak mungkin. Sesuai status sosial atau kedudukan orang yang meninggal.Semakin tinggi status social orang tersebut, maka kerbau belang atau babi yang dipotong semakin banyak. Harga kerbau mulai dari 40 juta rupiah sampai 100 juta rupiah. Seseorang meninggal akan dibuat upacara adat setelah menunggu dua sampai tiga tahun sampai terkumpulnya biaya upacara kematian. Para penganut kepercayaan Aluk Todolo percaya bahwa roh binatang yang ikut dikorbankan dalam upacara kematian tersebut akan mengikuti arwah orang yang meninggal dunia tadi menuju ke puyo. Sehingga biaya untuk pemakaman lebih mahal dari pada biaya pernikahan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Kebudayaan Suku Toraja

Kepercayaan pada Aluk Todolo pada hakikatnya berintikan pada dua hal, yaitu padangan terhadap kosmos dan kesetiaan pada leluhur nenek moyang. Masing-masing memiliki fungsi dan pengaturannya dalam kehidupan bermasyarakat. Jika terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya, sebutlah seperti dalam hal "mengurus dan merawat" arwah para leluhur, bencana pun tak dapat dihindari.

Kebudayaan Suku Toraja

Berbagai bentuk tradisi yang dilakukan secara turun-temurun oleh para penganut kepercayaan Aluk Todolo-termasuk ritus upacara kematian adat Tana Toraja yang sangat dikenal luas itu-kini pun masih bisa disaksikan. Meski terjadi perubahan di sana-sini, kebiasaan itu kini tak hanya dijalankan oleh para pemeluk Aluk Todolo, masyarakat Tana Toraja yang sudah beragama Kristen dan Katolik pun umumnya masih melaksanakannya. Sehingga menjadi suatu tugas para hamba Tuhan untuk memberitakan injil yang sesuai dengan budaya setempat yang tidak bertentangan dengan prinsip Alkitab. Bagi anak Tuhan di Tana Toraja terjadi suatu dilema dalam memilih nilai tradisi atau prinsip Firman Tuhan. Bila terjadi perbedaan prinsip budaya lokal dan Firman Tuhan maka Firman Tuhan harus menjadi prioritas diatas budaya atau adat istiadat. Karena Tuhan adalah diatas semua pencipta kehidupan. Karena Tuhan Yesus melampaui Hukum Taurat dan Tradisi Yahudi pada jaman perjanjian baru.


Bagaimana iman Kristen menyoroti budaya? Bagaimana kita melihat budaya?

Budaya harus kita tempatkan pada proporsi yang pas, dan ukurannya adalah Alkitab, tidak ada yang lain. Ketika Tuhan menciptakan manusia untuk beranak-cucu di muka bumi, Tuhan juga memerintahkan manusia untuk mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (Mat 22: 39). Jadi, budaya adalah konteks di mana manusia berelasi satu dengan yang lain. Budaya adalah konteks mengatur relasi itu sendiri sehingga manusia saling menopang, bergotong-royong untuk menciptakan suatu sistem masyarakat yang penuh dengan cinta kasih. Suatu sistem masyarakat yang saling mendukung.

Salah satu definisi budaya adalah suatu tatanan nilai/adat istiadat, yang mengatur kehidupan. Tapi, antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok lain, budayanya bisa berbeda, karena budaya sangat berkaitan dengan pengalaman hidup suku itu, dan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan seperti letak geografis, dan sebagainya. Budaya yang tinggi akan menghasilkan nilai hidup yang tinggi. Namun, sekalipun seseorang berbudaya tinggi, tidak berarti dia bisa dibenarkan Alkitab. Atau sebaliknya, orang yang berbudaya luhur, sekalipun bukan Kristen, bisa lebih baik dibanding orang Kristen yang tak punya budaya.


Tapi di sini kita tidak membicarakan budaya sebagai satu kaitan dengan keimanan. Kita berbicara mengenai budaya sebagai refleksi orang beriman. Kalau Anda orang beriman, harus mampu merefleksikannya. Jadi, budaya itu harus kita junjung tinggi. Tetapi budaya yang seperti apa? Tentu saja yang sepadan atau sejalan dengan Alkitab.

Tuhan Yesus memberi sikap yang tegas terhadap kebudayaan orang-orang Yahudi. Tuhan Yesus tidak membatalkan tetapi menyempurnakan. Ini berarti bahwa kebudayaan di mata Tuhan Yesus adalah sarana untuk menyampaikan kehendak-Nya. Bila kebudayaan itu tidak menghalangi kehendak-Nya maka Tuhan Yesus membiarkan kebudayaan tersebut. Contoh, Tuhan Yesus datang ke Bait Allah .Jika kebudayaan tersebut menghalangi kehendak-Nya maka Tuhan Yesus akan menolak kebudayaan tersebut. Contoh. Tuhan Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Ini berarti bahwa Yesus berada di atas nilai-nilai kebudayaan.

Kebudayaan Suku Toraj

Kamis, 11 Oktober 2012

DEFINISI GEOGRAFI

Bagi yang belum tahu pengertian Geografi, disini ada beberapa pengertian Geografi dari beberapa sumber.

* Menurut Erastothenes, geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi.

* Menurut Claudius Ptolomaeus, geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi.

* John Mackinder (1861-1947) seorang pakar geografi memberi definisi geografi sebagai satu kajian mengenai kaitan antara manusia dengan alam sekitarnya.

* Ekblaw dan Mulkerne mengemukakan, bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati.

* Bintarto (1977) mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.

* Preston E. James mengemukakan geografi berkaitan dengan sistem keruangan, ruang yang menempati permukaan bumi. Geografi selalu berkaiatan dengan hubungan timbal balik antara manusia dan habitatnya.

* Menurut Ullman (1954), Geografi adalah interaksi antar ruang

* Maurice Le Lannou (1959)mengemukakan bahwa Objek study geografi adalah kelompok manusia dan organisasinya di muka bumi

* Paul Claval (1976) berpendapat bahwa Geografi selalu ingin menjelaskan gejala gejala dari segi hubungan keruangan

* Suatu definisi yang lain adalah hasil semlok (seminar dan lokakarya) di Semarang tahun 1988. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.

* UNESCO (1956) mendifinasikan geografi sebagai:
1. satu agen sintesis
2. satu kajian perhubungan ruang
3. sains dalam penggunaan tanah

Hubungan Motivasi Dan Tingkat Ekonomi Orang Tua Dengan Hasil Belajar IPS Geografi Siswa Kelas VIII SMP Islam Diponegoro Wagir Tahun Pelajaran



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah 
Di Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Tuntutan masyarakat semakin kompleks dan persaingan pun semakin ketat, apalagi dalam menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, untuk itu perlu disiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu upaya meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan manusia produktif yang mampu memajukan bangsanya, (Kunaryo, 2000). Pendidikan dalam arti luas didalamnya terkandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar dan melatih. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok.
Tujuan pendidikan nasional berdasarkan UU RI NO. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagai berikut: Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakup, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan yang hendak dicapai Pemerintah Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu Pemerintah sejak Orde Baru telah mengadakan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh Rakyat Indonesia. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945, yang menyatakan bahwa: ”Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran”.
Seorang guru perlu menyadari bunyi dan isi pasal ayat Undang-Undang Dasar tersebut, setiap murid berhak mendapatkan pengajaran yang sama. Dalam tugasnya sehari-hari guru dihadapkan pada suatu permasalahan yaitu ia harus memberi pengajaran yang sama kepada murid yang berbeda-beda. Perbedaan itu berasal dari lingkungan kebudayaan, lingkungan sosial, jenis kelamin dan lain-lain.
Salah satu tujuan siswa bersekolah adalah untuk mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai dengan kemampuannya. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberi keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan (UU RI No. 20 Tahun 2003). Dengan demikian keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, sehingga latar belakang keluarga harus diperhatikan agar keberhasilan pendidikan dicapai secara maksimal.
Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga (orang tua), anggota masyarakat dan pemerintah. Pemerintah dan masyarakat menyediakan tempat untuk belajar yaitu sekolah. Sekolah menampung siswa-siswinya dari berbagai macam latar belakang atau kondisi sosial ekonomi yang berbeda. Bahar dalam Yerikho (2007), menyatakan bahwa: pada umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah keatas lebih banyak mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka. Anak-anak yang berlatar belakang ekonomi rendah, kurang dapat mendapat bimbingan dan pengarahan yang cukup dari orang tua mereka, karena orang tua lebih memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kenyataan SMP Islam Diponegoro Wagir juga merupakan salah satu sekolah yang siswanya dari berbagai macam tingkat ekonomi dan pendidikan orang tua yang berbeda. Tingkat ekonomi keluarga juga memiliki hubungan untuk mencapai keberhasilan secara maksimal (Hamalik,1983).
Berdasarkan data yang didapat di TU SMP Islam Diponegoro Wagir. Tingkat ekonomi di SMP Islam Diponegoro Wagir dapat digolongkan berdasarkan 5 golongan yaitu:
1.      Golongan orang tua siswa yang berekonomi sangat tinggi, yaitu yang
pendapatan orang tuanya >Rp.1.000.000 perbulan.
2.      Golongan orang tua siswa yang berekonomi tinggi, yaitu yang pendapatan orang tuanya rata-rata antara Rp.750.000 - <Rp.1.000.000
perbulan.
3.      Golongan orang tua siswa yang berekonomi cukup, yaitu yang
pendapatan orang tuanya rata-rata antara Rp.500.000 - Rp.750.000
perbulan.
4.      Golongan orang tua siswa yang berekomomi rendah, yaitu yang
pendapatan orang tuanya rata-rata antara Rp250.000 - <Rp.500.000
perbulan. 
5.      Golongan orang tua siswa yang berekonomi sangat rendah, yaitu yang
pendapatan orang tuanya <Rp.250.000 perbulan.
Berdasarkan golongan dan data tingkat ekonomi siswa kelas VIII   yang diperoleh dari TU sekolah SMP Islam Diponegoro Wagir.  Dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Tingkat Ekonomi Orang Tua
No
Kategori
Skor
%
2
Tinggi
9
14,3%
3
Cukup
16
25,4%
4
Rendah
22
34,9%
5
Sangat Rendah
16
25,7%
Jumlah
63
100%
Sumber: TU SMP Islam Diponegoro Wagir dan Perhitungan penulis, tahun 2012
Orang tua mempunyai peran yang cukup besar terhadap hasil belajar siswa, misalnya cara memotifasi belajar siswa untuk lebih rajin belajar bila ingin berhasil di bidang apapun, maka dari itu memerlukan dorongan yang sangat kuat dari orang tua, belajar dengan sungguh-sungguh dan diiringi dengan doa kepada Allah SWT.
Oleh karena itu untuk kemudahan dalam melakukan penghitungan, berikut penulis menyajikan data interval hasil belajar dalam matapelajaran IPS Geografi semester I siswa kelas VIII  SMP Islam Diponegoro Wagir. Dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tebel 1.2 Tingkat Ekonomi Orang Tua
N0
Kategori
Interval Nilai
Frekuensi
%
1
Tinggi
55 – 60
13
20,6%
2
Cukup
61 – 67
8
12,7%
3
Rendah
68 – 74
24
38,1%
4
Sangat Rendah
75 – 80
18
28,6%
Jumlah
63
100%      
Sumber: Guru Bidang Studi IPS Geografi dan Perhitungan penulis, tahun 2012
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan membahasnya dalam bentuk skripsi yang  berjudul: ”Hubungan Motivasi Dan Tingkat Ekonomi Orang Tua Dengan Hasil Belajar IPS Geografi Siswa Kelas VIII SMP Islam Diponegoro Wagir Tahun Pelajaran 2011/2012”

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, permasalahan sebagai berikut:
1.      Apakah ada hubungan motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Diponegoro Wagir?
2.      Apakah ada hubungan tingkat ekonomi orang tua siswa dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Diponegoro Wagir?
3.      Apakah ada hubungan motivasi belajar siswa dan tingkat ekonomi orang tua dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Diponegoro Wagir?
C.    Tujuan penelitian
Tujuan mengadakan penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui apakah ada hubungan motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Diponegoro Wagir. 
2.      Untuk mengetahui apakah ada hubungan kondisi sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar Geografi.
3.      Untuk mengetahui apakah ada hubungan motivasi belajar siswa dan tingkat ekonomi orang tua dengan hasil belajar Geografi.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
1.      Siswa
Melalui penelitian ini, siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya melalui bimbingan dan perhatian orang tua.
2.      Guru
Guru dalam hal ini dapat mengambil manfaat dari hasil penelitian tersebut. Bagi guru agar dapat untuk meningkatkan profesionalismenya dalam mengajar. Sehingga akan dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan.
3.      Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijaksanaan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah sebagai bahan pustaka disekolah.

4.      Orang Tua
Dalam kaitanya dengan penelitian tersebut, orang tua murid agar ikut memotivasi belajar anak sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik sesuai dengan harapan orang tua.
E.     Ruang Lingkup Penelitian
Tabel 1.3 Ruang Lingkup Penelitian
NO
Variabel
Sub Variabel
Indikator
1
Motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Islam Diponegoro Wagir (X1)
1.   Motivasi




2.   Keinginan








3.   Peranan Oran tua
1.   Peran penting belajar
2.   Menginginkan prestasi

1.   Keinginan untuk menjadi orang penting dimuka bumi ini
2.   Berusaha melakukan suatu hal dengan lebih baik lagi

1.   Semangat dan dorongan dari orang tua
2.   Harapan atau keinginan dari orang tua
2
Tingkat ekonomi orang tua siswa kelas VIII  SMP Islam Diponegoro Wagir (X2)
1.   Pendapatan orang tua




1.   pendapatan perbulan orang tua
2.   Pendapatan sampingan   perbulan
2.   Tanggungan keluarga
1.   Banyaknya orang dalam satu keluarga
2.   Pengeluaran perbulan
3.   Pekerjaan orang tua
1.   Pekerjaan tetap
2.   Pekerjaan sampingan
4.   Kekayaan atau fasilitas
1.   Barang-barang
2.   berharga
3.   Kendaraan pribadi
5.   Tempat tinggal (rumah)
1.   Status rumah yang ditempati
2.   Kondisi fisik bangunan
3.   Besar rumah
3
Hasil belajar Siswa kelas VIII  SMP Islam Diponegoro Wagir (Y)
Hasil belajar siswa
Nilai Rapor semester I IPS Geografi siswa kelas VIII SMP Islam Diponegoro Wagir

F.     Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian merupakan hal-hal yang membatasi yang berhubungan dengan penelitian ini, untuk jelasnya maka keterbatasan dalam penelitian adalah:
1.      Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Islam Diponegoro tahun pelajaran 2011/2012 pada semester I yang berjumlah 63 siswa.
2.      Peneliti hanya melakukan penelitian pada mata pelajaran IPS Geografi Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012.

G.    Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam penelitian ini, penulis membuat batasan sebagai berikut:
1.      Motivasi Belajar
Motivasi belajar siswa adalah kemampauan siswa kelas VIII SMP Islam Diponegoro Wagir sabagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan. Motivasi siswa diukur mengunakan lembar observasi motivasi belajar siswa.
2.      Tingkat ekonomi
Kondisi sosial adalah keadaan masyarakat suatu Negara pada saat tertentu. Ekonomi diartikan sebagai pemanfaatan uang, tenaga, waktu, yang berharga, (Poerwodarminta, 1983). Yang dimaksud dengan kondisi sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah keadaan atau latar belakang dari suatu keluarga yang berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan dan pendapatan keluarga.
3.      Hasil Belajar
Hasil belajar adalah skor atau nilai rapor yang di peroleh peserta didik pada setiap satu semester untuk matapelajaran IPS  Geografi kelas VIII SMP Islam Diponegoro Wagir.
4.      IPS Goegrafi
IPS Geografi adalah salah satu mata pelajaran yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan  (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Yang dimaksud hasil belajar Geografi dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Geografi dengan melihat nilai rata-rata mata pelajaran Geografi kelas VIII Semester I SMP Islam Diponegoro Wagir.

Bagi yang Tertarik untuk mendapatkan BAB II-V silahkan Hubungi Adim disini
https://www.facebook.com/rudy.johakng Matur Thenks You Akeh-akeh,,HeHeHe